29 May 2008

kepekatan langkah

kini hanya ada desau angin yang tak bertepi sunyiku menyayat sangat pelan perlahan dan dalam

kulihat matamu di lengkungan senja yang menghitam pekat
pekat sangat pekat......... hingga aku melihat halusinasi keluhan langkah kaki

ya...hhh aku hanya mendesah kuat tak terdefinisi

aku tak berani menatapmu.. takut.... sangat takut..... takuut sekali hingga akhirnya tanpa jeda tanpa keluhan tanpa sapaan .... kenangan itu menghajarku tepat ... menamparku dikepekatan luka


ketika aku bisa bicara

disenja ini ketika langkah muadzin harusnya mencerahkan hati, terdengar lirih "menerima apa adanya" hingga kemarin sudah terlalu sering perkataan itu terucap, sudah terlalu lama untuk ingin dilupakan, sudah terlalu sakit untuk dikenang hanya sebuah kata yang tak begitu bermakna, sebuah arti kenyataan dalam pengungkapan, dimana aku terlalu pengecut untuk mengakui, dimana aku terlalu mencintaimu hingga aku tak berani menemukanmu. disudutku bisu disudut kesunyian itulah maknamu dihatiku " bidadari kesunyian".
hingga senja ini disudut yang mulai temaram ini, kau haturkan kepekatan itu lagi. aku ingin mengatakan seper
ti waktu yang lalu, inilah perbedaan. terlalu letih untuk mengakui rasa itu.
tapi kenapa yang keluar yang terungkap makna yang tak ingin kuungkap.

disudut ini aku kembali bermimpi, bermimpi meski tahu sudah waktunya bangun dan pergi, ketika aku bisa bicara, itu pula aku harus membisu. aku ingin memilikimu
Hidup itu Pilihan dan Terlalu Singkat untuk Dilewatkan Bersama Pilihan yang Salah
meski ketika memilih sudah tidak dapat dipilih lagi.. ahh aku letih


Sepenggal eja

sepiku menghujat langkah
diantara tepian senja yang kemarin
aku ingin mengeja kebersamaan angan
meski itu hanya penggalan kisah