30 November 2007

sudut ruang

memandang sekelililing dengan ketenangan
senyap sepi tak ada suara tak ada tawa yang tadi
tak ada riuh yang bikin jengah tak ada tawa yang penghapus lelah
tak ada sapa dalam hati yang tergugah
sunyi benar benar sepi

komputer yang menyala tak tahu harus aku apakan
sekilas guru melantunkan ajaran penuh hikmah disamping ruang
ajaran yang tak pernah kumengerti,
tadi ukhtiku menyapa dalam penuh bias cahaya kecewa

keindahan waktu yang terjaga kesibukan yang tak berarti
kelemahan diri yang tak pernah istiqomah
mengejutkan akalku untuk tetap berdiam hingga aku menulis sapaan hati di blog ini.

"pudarnya pesona cleopatra"
astaghfirullah !! aku tergugah dalam kediamanku
didepanku telah ada 3 rekan yang tak kusadari keberadaanya
ada tanya yg menggugah hati " apa pendapatmu tentang tulisan ini pak "
ahh...... artikel lama yang dulu kujumpai di dudung.net,
sekilas dia mengurai ejaan hatinya dengan penuh makna

aku masih terdiam n hanya tersenyum, kucoba perlahan membaca guratan tulisan yg kini didepanku
tak terasa ada tetesan airmata mengalir tanpa mampu aku cegah
aku terhanyut
aku tertawan


ada yang menusuk dihatiku
arti rasa syukur
arti mengabaikan waktu

hanya terlintas dalam hatiku
juga kataku saat ini
maafkan aku ukhtiku
dalam sudut ruang waktuku kupastikan ada namamu





18 November 2007

Ada Apa denganmu Perempuanku?

Tidakkah kau lihat langit begitu cerah? Tidakkah kau rasakan udara yang berhembus perlahan, sungguh segar dan membuat nyaman. Bukankah kau selalu jatuh cinta pada pagi yang hangat? Rasakan, pagi ini matahari pun mengajakmu kembali dalam pelukannya yang hangat, burung-burung bernyanyi riuh, seakan rindu akan senandungmu. Tapi, mengapa kulihat kabut dimatamu?

Duh, seandainya saja kau membutuhkan tempat untuk berbagi, mengapa tidak kau percayai aku? Berbagilah denganku, jangan ragu untuk berbagi duka itu, jangan sungkan untuk membagi nestapa itu.

Perempuanku, aku ingin melihatmu tersenyum, aku ingin mendengarmu tertawa. Aku ingin melihat kau bercanda kembali seperti hari-hari lalu yang pernah terlewati. Tersenyumlah padaku, tertawalah bersamaku, bercandalah denganku, karena luka itu akan segera berlalu.

Bukankah setiap kita tak pernah luput dari salah dan khilaf, lalu mengapa kau salahkan diri atas semua duka yang kini singgah dalam kehidupanmu? Tak ada gunanya untuk bersikap seperti itu terus menerus, berjuanglah untuk bangkit. Ia tahu jika kau menyesal, Ia paham kau merasa berdosa, dan kau pun tahu bahwa Ia Maha Pengampun.

Percayalah, Ia sangat menyayangimu, seperti ia menyayangi yang lainnya. Jangan merasa diperlakukan tidak adil, jangan merasa hina, dirimu adalah pribadi yang mandiri yang tidak bisa disamakan dengan orang lain. Kau mungkin tidak memiliki kecantikan, mungkin juga tidak punya kepandaian, atau bahkan kau mungkin tidak berharta, bisa juga kau tidak bergelar apapun, tapi bukankah kau selalu berusaha untuk mencintaiNya, kau selalu belajar agar selalu dekat denganNya?

Aku tahu kau tak pernah berhenti mengingatNya, dalam setiap napas selalu kau sebut namaNya. Adakah yang lebih penting dari mencintaiNya dengan sungguh-sungguh? Adakah yang lebih penting dari mendapatkan cintaNya?

Karena itu perempuanku, saat hatimu terluka, atau saat hidupmu terasa sempit, aku tahu kau mengerti bagaimana menghadapi luka, bagaimana cara menyikapi kesempitan, meski saat ini kau merasa terpuruk, merasa sendiri, merasa tak ada yang peduli, tak ingatkah kau? Bahwa Ia selalu bersamamu.

Ayolah perempuanku, saatnya kini untuk bangkit, untuk berjuang melawan kesempitan, saatnya kembali tersenyum ketika pagi tiba, saatnya kembali memulai hari dengan semangat. Biarkan luka itu menempa dirimu menjadi kuat, menjadi tegar, menjadi tangguh

http://www.dudung.net/

ahh maafkan aku.. u bukan lagi perempuanku tapi kamulah ukhtiku