10 April 2003

Kisiku Letih

Sepi terasa dalam kegalauan nuansa
terjerat asa sebuah pengharapan semu
ketika waktu berlaku dalam kediaman rindu
menyapa lirih "butuhkah kau ketenangan penghuni sepi "

dalam diam ku bersua memapas resah
menghadirkan senyum dalam setiap desah
terurai akan makna langkah tak terarah
hadirmu kian beda dalam lingkup sebuah jeda
terasakan " hadirmukah yang buat aku gelisah"

ku tahu kita adalah milik sebuah sunyi
tak pernah hadir dalam hasrat sebuah kata religi
tak pula hadir meski tahu ada batas hambali pula hanafi
yakinkah sebuah kata risih" pautmu resapi diri"
lambaian lingkaran hati

tak tahu aku meski ini bukan terakhir
mencoba susuri liku hatimu
tergetar "dingin dan sepi"

dalam langkahnya pula kueja nuansa
entah bagaimana bisa kalau begini rasanya
kucoba menatap kepekatan hatimu
hanya ada terasa sekat melewati gelap

beruntunglah kalian otak berjalan
dalam sekejap terasa langkah sebuah pengharapan
selau mencoba setiap perbedaan dengan artian
melambung dengan kata kata seribu pujian
hilangkan semua kelangkaan
selalu tergantikan

satu ini yang tak pernah ku mengerrti
merampas setiap arti imaji
hingga terkulai dalam pelukan sepi
hasratmu entahkah artiku

aku memang dengusan tak berupa
hadir dalam setiap emosi kata
bersua bersapa dengan siapa
entahkah ini yang tak terlupa

kini kudiam
kian tenggelam
pulaskan dendam
melambaikan ketenangan