15 April 2007

Adakah kau marah ? part 1


Itu mungkin satu kalimat yang tepat untuk merangkai beberapa pesan singkat yang kemaren sempat singgah. adakah kau marah ?
Ada senyum di hatiku yang tak dapat kubagi dengan bibirku, kelu yang sempat menghampiriku berubah jadi ketakutan yang perlahan hinggap “ haruskah aku ikuti caranya menyikapi? Hingga mengikuti situasi ? “ Tidakk !!

Ikhwal embun hanyut dalam kebeningan pagi
“ meyejukan “
Meresap hingga sapai kehangatan mentari yang menwarkan hangatnya tanggung jawab
“Awal semangat yang indah ‘
Terluapkan kini

Hai !! engkaukah ukhtiku?!!
Siapa kata, siapa berucap?
Katakan saja karena aku ingin !!
Ingin karena ibadah bukan sesuatu lumrah.. benarkah ?

Senyumku sudah sepenggal mentari
Ayo ikhwan waktunya dhuha. Mentari semakin hangat

Aku terdiam ukhtiku, hanya bisa terdiam
karena aku masih termenung sendirian di tahajudku,
sendirian .. tanpamu meski tetap untukNya?
Benarkah engkau pergi karena itu ibadahmu ? ahh untuk apa aku bertanya?
“ aku bukan ukhtimu , camkan itu” palingkan tipu diri !!

Ahh benar juga !! materiku lebih asik kusapai..
Hingga dhuhur sudah sepenggal pikiran..
Dhuha ku telah pergi, karna aku telah mati !!
Haruskah ku marah jika kupergi ?

Assalamualikum hai sampah kata !!
Bersihkan !! ada air wudhu disana
Senyum bukan tanpa makna,
Marah bukan tanpa eja. Pahami ada ilmu disana
Pikiran yang terasa, basuh itu dengan basmallah ;
Langkahmu dengan lantunan adzan..
benarkah aku diijinkan ?? tentu saja ikhwan.

Syukur Alhamdulillah.
Assalamualikum ukhtiku..
Ahhh. Masih juga jadi sampah !! dasar bodoh pantas ia marah ..
Tapi kenapa ? akhh dia khan juga tidak tahu.
Diam hari ini sediam hatiku seletih hatimu.

Siapa yang diijinkan marah ukhtiku !!? 

ups.. masih berlanjut hai ikhwan ..