24 February 2005

bait kesunyian

ku hempaskan sebuah angan dibalik kelembutan senyuman.
dibalik sebuah keraguan yang tercipta lewat tawa yang menjemukan
aku mengimami.. aku menghanyutkan sebuah ketakutan hingga keraguan yang tersembunyi
dibalik itu aku menulis puisi ini seperti biasanya

bersembunyi di balik bait bait kesunyian. Meski harus menahan tawa.
Dengan ungkapan airmata di baliknya.. maaf jika aku menyapamu
Betapa ingin….
air pegunungan yang mengalir menuruni bukit mengisi sungai – sungai liarku.
Disini ….
Engkau adalah bait puisi puisi yang lain ..
Meski nyata itu adalah bait bait yang sepi. Atau salah dalam sudut kebekuan.

Di balik senyuman senja merambat tenggelam
Kusembunyikan diri dalam kepekatan yang paling dalam
Mencium sajadah usang yang menemani kepengecutanku
Mengajariku ketabahan dan keihlasan diri.
Dan nyata aku telah jauh dari benignya sungai yang mengalir didadaku..

Sungguh ku tahu akhirnya
Untuk sampai pada keikhlasan senyummu
Menimba tawa airmata hingga usapan kepura puraan
Terkapar di balik senja
Pulas dalam kepekatan
Sunyi juga akhirku .. kembali hingga pada bait bait yang dulu..